Vitamin & Mineral Yang Dibutuhkan Lansia

Hampir sepertiga lansia mengalami defisiensi vitamin dan mineral. Umumnya hal ini terjadi karena asupan makanan yang kurang, atau kurang beraktivitas dan paparan matahari. Pada lansia, vitamin diberikan guna mendorong kekebalan tubuh.

Vitamin & Mineral Yang Dibutuhkan Lansia

Peranan Vitamin dan Mineral pada Sistem Imun Lansia

Vitamin
Vitamin yang erat kaitannya dengan kekebalan tubuh adalah vitamin A dan D. Sedangkan mineral yang diketahui memiliki efek terhadap kesehatan adalah zinc dan selenium.

Menurut dr. Cindiawaty, vitamin A dapat mempengaruhi regulasi gen dan protein yang mengaktifkan sel T dan produksi sitokin. Studi menunjukkan, pemberian suplemen vitamin A akan meningkatkan konsentrasi sel NK dan sel T-helper, serta mendorong fungsi monosit, di mana sel NK bekerja untuk melisis sel yang terinfeksi dan sel-sel tumor.

Selain itu, ditemukan hubungan antara defisiensi vitamin A dengan penyakit autoimun. Ini berkaitan dengan fungsi sel dendritik, yaitu sel yang bertugas untuk memberi sinyal “siaga” pada kekebalan tubuh dan  “pereda”, jika ada reaksi imun yang berlebihan. Fungsi “pereda” sel dendritik ini dipengaruhi oleh vitamin A. Dengan demikian, suplementasi vitamin A pada lansia diharapkan mampu mencegah terjadinya penyakit autoimun.

Vitamin D juga diperlukan bagi lansia, pasalnya kebanyakan dari lansia sering kurang terkena paparan sinar matahari, sehingga kemungkinan bisa memicu defisiensi vitamin D. Seperti yang sudah kita ketahui bahwasanya vitamin D merupakan zat yang penting dalam aktivasi sistem imun manusia.

Mineral
MINERAL merupakan Zat-zat anorganik, yang seperti vitamin dalam jumlah kecil bersifat essensial bagi banyak proses metabolisme dalam tubuh.  Mineral dan vitamin bertindak secara interaksi. Anda perlu vitamin agar mineral dapat bekerja dan sebaliknya. Tanpa beberapa mineral / vitamin, beberapa vitamin / mineral tidak berfungsi dengan baik.
Mineral yang erat kaitannya dengan sistem imun yakni zinc dan selenium.

Efek manfaat pemberian suplemen zinc, terlihat pada meningkatnya jumlah limfosit T sitotoksik dan aktivasi sel T helper pada lansia yang tinggal di rumah jompo, dengan dosis 25 mg zinc/hari. Jumlah sel T total juga meningkat dengan persentase masing-masing sel T tetap sama dari sebelumnya. Bahkan pada penelitian diketahui bahwa pemberian zinc dapat merangsang aktivitas thymulin pada timus.

Selain meningkatkan respon imun, zinc memperbaiki fungsi imun pada tingkat seluler. Pada lansia yang diberi zinc, fungsi sel T meningkat, pembentukan sitokin proinflamasi meningkat, dan produksi sitokin menjadi normal.

Trace elemen lain yang bermanfaat untuk meningkatkan sistem imun adalah selenium.
Pada lansia, kadar selenium seringkali rendah, meski mereka makan seperti biasa. Selenium diperlukan agar neutrofil, makrofag, sel NK, limfosit T serta berbagai mekanisme pertahanan lainnya, dapat bekerja dengan baik. Penambahan asupan selenium dapat menurunkan risiko kanker dan membantu meredakan kondisi patologis seperti stress oksidatif dan inflamasi.

Sel T (limfosit T) adalah kelompok sel darah putih yang memainkan peran utama pada kekebalan seluler.


Perlu diingat, pemberian vitamin hanya sebagai suplementasi atau tambahan. Sebisa mungkin, vitamin dan trace element diperoleh dari sumber-sumber alami, sehingga dapat mencegah penggunaan berlebihan. Ini karena waktu yang diperlukan lansia untuk mengeliminasi obat lebih lama. Oleh karena itu, dosisnya juga harus disesuaikan agar tidak terjadi hipervitaminosis.
Itu saja yang bisa saya bagikan pada kesempatan kali ini, semoga bermanfaat.

Sumber: Ethical Digest


Artikel Terkait:
Nat C 1000 Vitamin C Terbaik Dengan Dosis Optimal
Calcium D Suplemen Untuk Kesehatan Tulang
Nuenat Vitamin E Terbaik Dari Mega We Care

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama